Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan --

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasallan--

Sisi Religius Preman Jalanan di Ketanggungan Brebes


Untuk memenuhi rasa penghambaan diri, sejumlah preman dan mantan preman di Kecamatan Ketanggungan sekitarnya, ternyata punya majelis dzikir. Seperti apa?
LAPORAN: ISMAIL FUAD

MESKI kerap diidentikan dengan ’bromocorah' dan sampah masyarakat, toh preman juga manusia. Mereka punya rasa, punya hati. Mereka juga memiliki kodrat kemanusiaan yang butuh ber-Tuhan melalui akal dan instuisinya.

Majelis Dzikir Ad-Daakhil adalah salah satu wujud ekspresi komunalistik religius bagi rasa penghambaan sejumlah preman di wilayah Ketanggungan, Kabupaten Brebes, dan sekitarnya. Anggota jamiyah ini adalah preman terminal, preman pasar, pengamen, tukang parker, hingga kuli serabutan.

’’Alhamdulillah, meski siang hari hidup di jalanan, kami masih bisa berkumpul mendekatkan diri pada Allah," tutur Ketua Majelis Dzikir Ad-Daakhil Arfan Darozat (35). Ketua Serikat Pekerja Transportasi Indonesia (SPTI) Ketanggungan ini adalah salah satu perintis jamiyah Ad-Daakhil. Dia yang mula-mula mengajak anak buahnya ikut jamiyah ini.

’’Pengajian ini dilaksanaka pada tiap malam Jumat Kliwon setiap bulannya. Sekarang sudah sepuluh bulan berjalan," ungkapnya.

Menurutnya, motivasi awal adalah adanya kegersangan hidup yang lama telah dijalani. Secara bertahap ingin menuju perubahan hidup agar lebih baik. ’’Meski tidak mudah untuk berubah, tapi setidaknya bisa memberikan suri tauladan kepada yang lebih muda," ujar ketua Pemuda Pancasila Kecamatan Ketanggungan itu. Awalnya, kata Arfan, ide dan pelaksanaan majelis ini banyak diremehkan orang, khususnya tokoh agama setempat.

’’Mungkin mereka menganggap kami terlalu kotor, tapi kami tidak putus asa. Itu bukan menjadi halangan untuk menggemakan asma Allah dan menebarkan kebaikan kepada sesama," lanjut koordinator Paguyuban Sopir Angkot Sitanggal-Larangan ini merendah.

Hingga kini, di bawah bimbingan Ustadz Alfa Jaelani bacaan Yassin, tahlil, dan dzikir masih berkumandang rutin setiap malam Jumat Kliwon di kediaman Arfan di Dukuhturi II, Ketanggungan Brebes. Barangkali dengan begitu, kehausan mereka akan kebutuhan ketenangan batin bisa tercapai.

Motivasi manusia sangat dipengaruhi oleh kebutuhan mendasar yang perlu dipenuhi. Selain, kebutuhan fisiologis (fisik), kebutuhan keamanan dan keselamatan, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri, hingga kebutuhan tertinggi manusia (self-transcendence), yaitu keinginan untuk mengabdikan diri terhadap sesuatu di luar materi dan ego, keinginan untuk beribadah dan berderma sebagaimana ’teori kebutuhan' tokoh humanistik Abraham Maslow. (*)

Sumber : Radar Tegal
Share on Google Plus

About admine

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar