Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan --

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasallan--

Jumat Kliwon, Ratusan Orang Berebut Air Keramat

BULAKAMBA-Ratusan orang dari Desa Siwuluh Kecamatan Bulakamba dan sekitarnya, berebut air yang dianggap keramat di kolam masjid As-Syuhada desa setempat, Jumat (11/2). Mereka meyakini, dengan mandi atau minum air dari kolam tersebut akan membawa keberkahan hidup. Tradisi masyarakat ini, terjadi setiap hariJumat Kliwon dan menjelang bulan Ramadhan.
Warga mulai berebut air sejak malam Jumat Kliwon hingga menjelang dipukulnya bedug shalat Jumat. Warga yang didominasi anak-anak dan kaum perempuan itu, rela berdesak-desakan untuk mendapatkan air keramat ini. Tak hanya datang dari wilayah sekitar, sejumlah warga dari luar Kecamatan Bulakamba juga memanfaatkan air ini untuk pengobatan. "Saya sudah dua kali ke sini, awalnya mendengar dari orang-orang tentang khasiat air di Siwuluh. Ini rencananya untuk obat anak saya," tutur Aminah (30) warga Limbangan Wetan Brebes bersama suaminya

Fatihin (67) sang juru kunci mengatakan, tradisi bersuci daru air kolam Masjid Assyuhada yang sudah dipercaya sebagai air suci itu, sudah ada sejak ratusan tahun silam. “Sumur ini, dulu dibuat oleh seorang ulama besar bernama Kyai Abdus Salam, yang sengaja di buat untuk kepentingan umat yang terkena musibah," ungkapnya dengan bahasa krama inggil.
Menurutnya, selain berkhasiat untuk pengobatan, warga juga meyakini air tersebut mampu mendatangkan kebaikan dunia, seperti penglaris, penambah kharisma dan hajat lain sebagainya. "Ada perawan tua yang mandi di sini, tidak berapa lama kemudian dapat pasangannya. Kalau mas mau korannya laku ya silahkan dicoba," tuturnya menawarkan.
Tak hanya saat Jumat Kliwon, katanya, tradisi ini juga ramai menjelang datangnya bulan Ramadhan. Kolam yang di dalamnya mengeluarkan sumber mata air tersebut, sengaja dibentuk menyerupai pemandian dengan ukuran 15 x 10 meter. Saking banyaknya warga yang berdesakan, pada tahun 1995 dibangun kolam tambahan di samping jalan untuk memudahkan warga memanfaatkan air. Bagi warga yang telah bersuci di tempat ini, tidak ada biaya khusus yang dipatok. Panitia hanya menyediakan ember dan kotak amal bagi warga yang ingin menyumbang sodaqoh seikhlasnya untuk pemeliharaan dan pembangunan masjid setempat. (ism)
Share on Google Plus

About admine

    Blogger Comment
    Facebook Comment

2 komentar:

  1. his ganing kaya adi'e aq kue sng adus.

    BalasHapus
  2. Emang bener kok... gue aja punya penyakit yg namanya jalu ya itulah pokoknya terus nyokap rutin mandiin gue di situ ehh ilang dg sendirinya.. keren bgt dah.

    BalasHapus