Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan --

Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasahlan--Sugeng Rawuh--Selamat Datang--Wellcome--Ahlan Wasallan--

Gila, Belanja Pestisida Brebes Capai 350 M

*4 Ton Wadah Bekas Pestisida Segera Dimusnahkan

BREBES- Belanja pestisida petani bawang merah di Kabupaten Brebes mencapai Rp 350 milliar setiap tahunnya. Padahal, akibat dari penggunaan bahan pestisida berlebihan dapat mengancam kesuburan tanah di masa mendatang. Ironisnya, pestisida yang dibeli petani tersebut juga kerap aspal (asli tapi palsu). Demikian dikemukakan oleh chairman Crop Life Indonesia, Ir Nandang Kholil MM dalam peluncuran Gerakan Anti Pemalsuan Pestisida dan Pemusnahan Wadah Bekas Pestisida di Kantor BPP Kecamatan Wanasari, Kamis (28/10). "Kabupaten Brebes tercatat paling boros se Asia Tenggara dalam lingkup level Kabupaten/Kota untuk belanja pestisida, yakni mencapai 350 M pertahun," ujarnya.

Dia mengatakan, banyaknya penggunaan dan permintaan pestisida tersebut rupanya menuyuburkan peluang tindakan pemalsuan produk pestisida oleh kelompok tertentu. "Tak hanya petani yang dirugikan akibat pemalsuan pestisida ini, tapi juga masyarakat sebagai konsumen, reputasi daerah serta perusahaan dari pestisida tersebut juga turut dirugikan," jelasnya.

Karena itu, Crop Life yang merupakan gabungan produsen pestisida multinasional berupaya mencegah dari tindak pemalsuan tersebut. Dalam kesempatan itu, sebanyak 121000 atau setara 4 ton wadah bekas pestisida yang terkumpul dari 6 kecamatan di Kabupaten Brebes akan segera dimusnahkan di Geocycle Waste Management Holcim di Citeureup Bogor. "Barang akan dikirim dengan container dan akan dimusnahkan dengan insinator bertemperatur 600 derajat celcius," katanya.

SINDIKAT PEMALSU RAPIH
Direktur eksekutif CropLife Indonesia Ir Sobar Praja mengungkapkan, pemalsuan produk pestisida di Kabupaten Brebes cukup terbuka. Dari hasil kerja dan pengamatannya selama 6 bulan, ditemukan kelompok pemalsu sudah terorganisir. “Mereka biasanya memiliki para pengepul wadah pestisida kosong dari hasil membeli ke pemulung maupun petani dengan harga hingga Rp 30000 per wadah. Wadah inilah yang digunakan untuk memalsu,” ujarnya.

Dalam pendisitribusian, kata dia, biasanya dilakukan pada malam hari dan produknya dibanderol dengan harga miring. “Kami sudah sosialisasi perang terhadap pestisida palsu di Kabupaten Brebes dengan melibatkan 45 kelompok tani. Intinya hancurkan wadah pestisida yang telah digunakan,” tandasnya.

Perwakilan Crop Life International D'Archy Quinn (AS) bersama James Rotherdam (Inggris) mengatakan, kelompok pemalsu pestisida diduga merupakan jaringan sindikat internasional. Itu, katanya, terjadi juga di Jerman dan Spanyol. “Di Jerman produk pestisida illegal sudah mencapai 26 ribu perton. Begitu juga di sebuah kota di Spanyol,” katanya melalui seorang penerjemah.

“Intinya, masalah pemalsuan ini merupakan tanggungjawab bersama karena perbuatan melanggar hukum dan merugikan semua pihak. Maka setelah pakai pestisida rusaklah wadahnya,” lanjut dia dihadapan ratusan petani.

Hadir dalam pengiriman wadah bekas tersebut, Direktorat Perlindungan Tanaman Holtikultura Kementerian Pertanian RI Sukirno, Sekretaris Dintan Pemkab Brebes Sarji Prasetyo dan sejumlah penggiat pertanian.. http://ismailfuad.blogspot.com/
Share on Google Plus

About admine

    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar