Sepenggal puisi garing nan runyam kupersembahkan untuknya, terimalah dengan lapang dada. Usah menggerutu,
Awalnya, jangan aku, batu pun akan ragu kalo, kamu akhirnya kulamar juga.
Eiittss, tahan marahmu.
bukan kamu tak pantas atau kurang dalam mataku.
tapi belangku terlalu hina bersanding dengan keanggunanmu.
Loh batu yang keras aja tau.
Tapi pantas tidak pantas bukan lagi urusan, kamu akan kucengkeram dengan taringku agar menjadi belang bersamaku dengan begitu kita menyatu.
Tapi aku bukan psikopat, layaknya pangeran peminang si cantik manohara yang doyan mencengkeram.
Taringku, akan terasa lembut.
Dengan begitu, kamu dan aku menyatu.
0 komentar:
Posting Komentar